Di tengah awan sedang meneteskan air penuh
rizkinya.
Diriku terpaku, duduk di teras sambil
memandangi hujan yang seolah mengajakku untuk bermain dengannya.
Difikirku tiba-tiba terlintas akan
cita-citaku hidup di dunia ini. Dalam arti mau jadi apa aku ini kelak? Teringat
orang tuaku menyuruhku menjadi seorang guru. Tapi berubah lagi menyuruhku
menjadi seorang apoteker...
Sungguh di dalam hati ini sangat
mengelak... Aku tidak ingin menjadi semua itu. Di dalam hatiku aku ingin
menjadi seorang yang bekerja dalam bidang biologi. Entah itu dokter atau
bekerja di lembaga penelitian. Tapi sekali lagi aku harus menghela nafas. Seperti pertanda mana bisa? Keadaan
orang tuaku yang bukan jutawan. Kami hidup pas-pasan.
Saat itulah dibenakku muncul berbagai
pernyataan. Kenapa orang-orang disekitarku mempunyai banyak kelebihan dibanding
denganku. Mereka dengan mudahnya memasuki berbagai universitas dengan pilihan
berbagai fakultas. Yang bisa dibilang keren-keren. Bahkan, tidak sedikit pula
diantara mereka yang menyia-nyiakan kesempatan itu. Ya Allah kenapa seolah-olah
aku memandang mereka seperti banyak kemudahan. Sedangkan saya? Tidak. Saya
tidak ingin berprasangka buruk. Allah sudah menuliskan semuanya dari mulai
rizki, jodoh, hingga maut. Semuanya sudah ditulis. Mungkin Allah mempunyai
rencana indah dibalik semua ini. Aku hanya ingin terus menjalani kehidupan ini
dengan bekerja keras. Aku akan selalu bekerja keras menggapai apa yang aku
inginkan. Walau keadaanku tidak mendukungku. Aku akan terus berusaha. Tahukah?
Aku tidak akan menyerah begitu saja dengan keadaanku saat ini. Aku akan
membahagiakan orang tuaku. Aku ingin mereka bangga mempunyai anak sepertiku.
Itu yang saya lakukan ketika keinginan tidak sesuai keadaan. InsyaAllah ^__^
No comments:
Post a Comment