Saturday, October 29, 2011

Ketika Keinginan tak Sesuai dengan Keadaan


Di tengah awan sedang meneteskan air penuh rizkinya.
Diriku terpaku, duduk di teras sambil memandangi hujan yang seolah mengajakku untuk bermain dengannya.
Difikirku tiba-tiba terlintas akan cita-citaku hidup di dunia ini. Dalam arti mau jadi apa aku ini kelak? Teringat orang tuaku menyuruhku menjadi seorang guru. Tapi berubah lagi menyuruhku menjadi seorang apoteker...
Sungguh di dalam hati ini sangat mengelak... Aku tidak ingin menjadi semua itu. Di dalam hatiku aku ingin menjadi seorang yang bekerja dalam bidang biologi. Entah itu dokter atau bekerja di lembaga penelitian. Tapi sekali lagi aku harus menghela  nafas. Seperti pertanda mana bisa? Keadaan orang tuaku yang bukan jutawan. Kami hidup pas-pasan.

Saat itulah dibenakku muncul berbagai pernyataan. Kenapa orang-orang disekitarku mempunyai banyak kelebihan dibanding denganku. Mereka dengan mudahnya memasuki berbagai universitas dengan pilihan berbagai fakultas. Yang bisa dibilang keren-keren. Bahkan, tidak sedikit pula diantara mereka yang menyia-nyiakan kesempatan itu. Ya Allah kenapa seolah-olah aku memandang mereka seperti banyak kemudahan. Sedangkan saya? Tidak. Saya tidak ingin berprasangka buruk. Allah sudah menuliskan semuanya dari mulai rizki, jodoh, hingga maut. Semuanya sudah ditulis. Mungkin Allah mempunyai rencana indah dibalik semua ini. Aku hanya ingin terus menjalani kehidupan ini dengan bekerja keras. Aku akan selalu bekerja keras menggapai apa yang aku inginkan. Walau keadaanku tidak mendukungku. Aku akan terus berusaha. Tahukah? Aku tidak akan menyerah begitu saja dengan keadaanku saat ini. Aku akan membahagiakan orang tuaku. Aku ingin mereka bangga mempunyai anak sepertiku. Itu yang saya lakukan ketika keinginan tidak sesuai keadaan. InsyaAllah ^__^ 

No comments:

Post a Comment

Followers