Friday, November 28, 2014

Studi Kasus dengan Hipertensi

Nyonya K adalah seorang wanita berusia 72 tahun. Beliau memiliki 4 anak dan 8 cucu. Nyonya K memiliki berat badan 48 kg dan tinggi badan 154 cm. Kegiatan sehari-hari nyonya K tidak menentu ( tidak pasti ). Terkadang nyonya K ke pasar pagi-pagi dengan berjalan kaki. Tapi, setelah menderita penyakit fertigo beliau tidak berani ke pasar lagi. Terkadang nyonya K juga pergi ke sawah. Namun sekarang, rasionya sangat rendah karena tidak diijinkan olek putra nyonya K. Aktivitas nyonya K sekarang banyak di rumah. Kegiatannya menyapu, mencuci dan memberi makan ternak hewan peliharaannya.
Nyonya K memiliki riwayat penyakit hipertensi. Sehingga nyonya K tidak mengkonsumsi daging kambing dan hanya sedikit sekali mengkonsumsi makanan bersantan. Beliau termasuk lansia yang memiliki nafsu makan yang baik. Pola makannya sangat teratur karena beliau ingin sembuh dari penyakitnya.
1.      Pengkajian data study kasus
a.       Data Subjektif
-            Memiliki riwayat penyakit fertigo,
-            Memilki riwayat penyakit hipertensi sehingga tidak mengkonsumsi daging kambing sedikit mengkonsumsi santan.
-            Aktivitasnya banyak di rumah, kegiatannya menyapu, mencuci, dan memberi makan ternak hewan peliharaannya.
-            Nafsu makannya baik
-            Pola makannya sangat teratur
b.      Data Objektif
-          Seorang perempuan berusia 72 tahun.
-          Berat badan 48 kg.
-          Tinggi badan 154 cm.
2.      Perhitungan BMI
BMI  =  20,239
3.      Pengkajian BMI
Dari data Berat badan dan Tinggi badan nyonya K didapatkan BMI 20,239. Range normal
4.      Pengkajian aktivitas sehari-hari
            Aktivitas yang dilakukan oleh Nyonya K tergolong aktivitas yang sangat ringan. Tetapi, hal itu wajar karena Nyonya K telah mengalami lanjut usia. Dimana lansia merupakan salah satu bagian dari siklus hidup manusia yang menjadi tahap akhir dari kehidupan. Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.
          Aktivitas yang menurun dari lansia disebabkan karena proses penuaan dari komposi tubuh lansia. Proses penuaan mengakibatkan terjadinya kehilangan massa otot secara progresif dan proses ini dapat terjadi sejak usia 40 tahun, dengan penurunan metebolisme basal mencapai 2% per tahun. Saat seorang lansia berumur 70 tahun, kehilangan massa otot dapat mencapai hingga 40%. Untuk itulah Nyonya K yang berusia 72 tahun aktivitasnya terjadi penurunan. Apalagi Nyonya K mempunyai riwayat penyakit fertigo dimana beliau merasa sangat pusing jika berdiri. Oleh karena itu, aktivitasnya hanya sebatas aktivitas yang ringan-ringan saja, seperti menyapu, mencuci dan memberi makan ternak. Pembatasan pergi ke sawah oleh anaknya pun ada baiknya karena memang usianya yang sudah lanjut tingkat atas.
5.      Pengkajian konsumsi makanan sehari-hari
            Untuk pola makan Nyonya K sudah baik, beliau telah berusaha untuk menghindari makanan yang tinggi natrium karena memiliki riwayat penyakit hipertensi. Juga telah menghindari makanan yang bersantan. Seperti kita tahu, hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang intermiten atau menetap.
            Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolic meningkat usia sebelum 60 tahun. Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia terjadinya penurunan elastisitas dan kemampuan meregang pada arteri besar. Lanjut usia mengalami kerusakan structural dan fungsional pada arteri besar yang membawa darah dari jantung menyebabkan semakin parahnya pengerasan pembuluh darah dan tingginya tekanan darah.
            Faktor yang mempengaruhi hipertensi pada usia lanjut antara lain penurunannya kadar rennin, peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan elastisitas pembuluh darah perifer.
            Selain itu, Nyonya K juga memiliki motivasi yang baik untuk sembuh dari penyakitnya, hal itulah yang menyebabkan Nyonya K berusaha untuk mengatur pola makannya.
            Pedoman pemberian diet pada lanjut usia, antara lain,
1.      Makan makanan beraneka ragam makanan
Mengonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantian akan menurunkan kekurangan zat gizi.
2.      Makan makanan sumber karbohidrat komplek (serealia, umbi) dalam jumlah sesuai.
3.      Pembatasan konsumsi lemak.
4.      Makan makanan sumber zat besi cukup
5.      Minum air bersih, aman, cukup jumlahnya dan telah dididihkan
6.      Kurangi jajana dan minuman tinggi gula murni dan lemak
7.      Mengkonsumsi ikan laut untuk menu harian. Membuktikan perlindungan terjadinya aterosklerosis.
8.      Gunakan garam beryodium
9.      Mengkonsumsi sayur dan buah-buahn berwarna hijau, kuning, atau orange.
            Selain dari diet yang sesuai untuk orang hipertensi juga harus beristirahat dan tidur serta berolahraga secara teratur. Pola kebiasaan yang tidak baik juga harus dihindari seperti merokok, minum minuman keras.
6.      Perhitungan Energi Nyonya K

Sumber : Rumus Oxford, Riskesdas 2007 (RKD07 RT dan RKD07 INd) dan Susesnas KOR.



KH          =  221.2375 ≈ 221 gram
Protein  =  60.3375 ≈ 60 gram
Lemak   =  53,63 ≈ 53.6 gram
Jadi
Energi
1609 kkal
Karbohidrat
221 gram
Protein
60 gram
Lemak
53,6 gram
 Sedangkan berdasarkan AKG 2013 adalah sebagai berikut
Komposisi
Kebutuhan  Berdasarkan AKG 2013
Energi
1550
Karbohidrat
252
Protein
56
Lemak
43
Serat
22
Air
1600
Kalsium
1000 mg
Fosfor
700 mg
Besi
12 mg
Natrium
1200 mg
Kalium
4700 mg
Tembaga
900 mcg
Seng
10 mg
Retinol
500 mcg
Vitamin B1
0.8 mg
Vitamin B2
0.9 mg
Vitamin B3
9 mg
Vitamin C
75 mg

Menu sehari terdiri dari :
·      Sarapan pagi                  : 25 %
·      Makan siang                  : 30 %
·      Makan sore                    : 20 %
·      Selingan (2 kali)            : 25 %

Daftar Pustaka
Depkes. 2010. Komposisi Tubuh Lansia. (Online), (http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2010/07/komposisi-tubuh-lansia.pdf.), diakses pada tanggal 11 Mei 2014.
Kemenkes RI Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Untuk Lansia. Jakarta
Rosmalina, Yuniar. 2011. Perbandingan Perhitungan Energi Basal dan Energi Expenditure pada Lansia. Jurnal PGM 34 (1). (Online), ( http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/download/3107/3073), diakses pada tanggal 10 Mei 2014.

Yuliwinars. 2011. Bab II Tinjauan Pustaka. (Online), (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/130/jtptunimus-gdl-yuliwinars-6490-3-bab2.pdf), diakses pada tanggal 11 Mei 2014. 











No comments:

Post a Comment

Followers