Nyonya
K adalah seorang wanita berusia 72 tahun. Beliau memiliki 4 anak dan 8 cucu.
Nyonya K memiliki berat badan 48 kg dan tinggi badan 154 cm. Kegiatan
sehari-hari nyonya K tidak menentu ( tidak pasti ). Terkadang nyonya K ke pasar
pagi-pagi dengan berjalan kaki. Tapi, setelah menderita penyakit fertigo beliau
tidak berani ke pasar lagi. Terkadang nyonya K juga pergi ke sawah. Namun
sekarang, rasionya sangat rendah karena tidak diijinkan olek putra nyonya K. Aktivitas
nyonya K sekarang banyak di rumah. Kegiatannya menyapu, mencuci dan memberi
makan ternak hewan peliharaannya.
Nyonya
K memiliki riwayat penyakit hipertensi. Sehingga nyonya K tidak mengkonsumsi
daging kambing dan hanya sedikit sekali mengkonsumsi makanan bersantan. Beliau
termasuk lansia yang memiliki nafsu makan yang baik. Pola makannya sangat
teratur karena beliau ingin sembuh dari penyakitnya.
1. Pengkajian
data study kasus
a. Data
Subjektif
-
Memiliki riwayat penyakit fertigo,
-
Memilki riwayat penyakit hipertensi
sehingga tidak mengkonsumsi daging kambing sedikit mengkonsumsi santan.
-
Aktivitasnya banyak di rumah,
kegiatannya menyapu, mencuci, dan memberi makan ternak hewan peliharaannya.
-
Nafsu makannya baik
-
Pola makannya sangat teratur
b. Data
Objektif
-
Seorang perempuan berusia 72 tahun.
-
Berat badan 48 kg.
-
Tinggi badan 154 cm.
2. Perhitungan
BMI
BMI = 20,239
3. Pengkajian
BMI
Dari data Berat badan dan Tinggi
badan nyonya K didapatkan BMI 20,239. Range normal
4. Pengkajian
aktivitas sehari-hari
Aktivitas
yang dilakukan oleh Nyonya K tergolong aktivitas yang sangat ringan. Tetapi,
hal itu wajar karena Nyonya K telah mengalami lanjut usia. Dimana lansia
merupakan salah satu bagian dari siklus hidup manusia yang menjadi tahap akhir
dari kehidupan. Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Aktivitas
yang menurun dari lansia disebabkan karena proses penuaan dari komposi tubuh
lansia. Proses penuaan mengakibatkan terjadinya kehilangan massa otot secara
progresif dan proses ini dapat terjadi sejak usia 40 tahun, dengan penurunan
metebolisme basal mencapai 2% per tahun. Saat seorang lansia berumur 70 tahun,
kehilangan massa otot dapat mencapai hingga 40%. Untuk itulah Nyonya K yang
berusia 72 tahun aktivitasnya terjadi penurunan. Apalagi Nyonya K mempunyai
riwayat penyakit fertigo dimana beliau merasa sangat pusing jika berdiri. Oleh
karena itu, aktivitasnya hanya sebatas aktivitas yang ringan-ringan saja,
seperti menyapu, mencuci dan memberi makan ternak. Pembatasan pergi ke sawah
oleh anaknya pun ada baiknya karena memang usianya yang sudah lanjut tingkat
atas.
5. Pengkajian
konsumsi makanan sehari-hari
Untuk
pola makan Nyonya K sudah baik, beliau telah berusaha untuk menghindari makanan
yang tinggi natrium karena memiliki riwayat penyakit hipertensi. Juga telah
menghindari makanan yang bersantan. Seperti kita tahu, hipertensi dicirikan
dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang intermiten atau
menetap.
Hipertensi
lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan sistolik pada
usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolic meningkat usia sebelum 60 tahun.
Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia
terjadinya penurunan elastisitas dan kemampuan meregang pada arteri besar.
Lanjut usia mengalami kerusakan structural dan fungsional pada arteri besar
yang membawa darah dari jantung menyebabkan semakin parahnya pengerasan pembuluh
darah dan tingginya tekanan darah.
Faktor
yang mempengaruhi hipertensi pada usia lanjut antara lain penurunannya kadar
rennin, peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan elastisitas
pembuluh darah perifer.
Selain
itu, Nyonya K juga memiliki motivasi yang baik untuk sembuh dari penyakitnya,
hal itulah yang menyebabkan Nyonya K berusaha untuk mengatur pola makannya.
Pedoman
pemberian diet pada lanjut usia, antara lain,
1.
Makan makanan beraneka ragam makanan
Mengonsumsi
berbagai bahan makanan secara bergantian akan menurunkan kekurangan zat gizi.
2.
Makan makanan sumber karbohidrat komplek
(serealia, umbi) dalam jumlah sesuai.
3.
Pembatasan konsumsi lemak.
4.
Makan makanan sumber zat besi cukup
5.
Minum air bersih, aman, cukup jumlahnya
dan telah dididihkan
6.
Kurangi jajana dan minuman tinggi gula
murni dan lemak
7.
Mengkonsumsi ikan laut untuk menu
harian. Membuktikan perlindungan terjadinya aterosklerosis.
8.
Gunakan garam beryodium
9.
Mengkonsumsi sayur dan buah-buahn
berwarna hijau, kuning, atau orange.
Selain
dari diet yang sesuai untuk orang hipertensi juga harus beristirahat dan tidur
serta berolahraga secara teratur. Pola kebiasaan yang tidak baik juga harus
dihindari seperti merokok, minum minuman keras.
6. Perhitungan
Energi Nyonya K
Sumber : Rumus
Oxford, Riskesdas 2007 (RKD07 RT dan RKD07 INd) dan Susesnas KOR.
|
|
KH =
221.2375 ≈ 221 gram
Protein =
60.3375 ≈ 60 gram
Lemak =
53,63 ≈ 53.6 gram
Jadi
Energi
|
1609
kkal
|
Karbohidrat
|
221
gram
|
Protein
|
60
gram
|
Lemak
|
53,6
gram
|
Sedangkan berdasarkan AKG 2013 adalah sebagai
berikut
Komposisi
|
Kebutuhan Berdasarkan AKG 2013
|
Energi
|
1550
|
Karbohidrat
|
252
|
Protein
|
56
|
Lemak
|
43
|
Serat
|
22
|
Air
|
1600
|
Kalsium
|
1000 mg
|
Fosfor
|
700 mg
|
Besi
|
12 mg
|
Natrium
|
1200 mg
|
Kalium
|
4700 mg
|
Tembaga
|
900 mcg
|
Seng
|
10 mg
|
Retinol
|
500
mcg
|
Vitamin
B1
|
0.8
mg
|
Vitamin
B2
|
0.9
mg
|
Vitamin
B3
|
9
mg
|
Vitamin
C
|
75
mg
|
Menu sehari terdiri
dari :
· Sarapan
pagi : 25 %
· Makan
siang : 30 %
· Makan
sore : 20 %
· Selingan
(2 kali) : 25 %
Daftar
Pustaka
Depkes. 2010. Komposisi Tubuh Lansia. (Online), (http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2010/07/komposisi-tubuh-lansia.pdf.),
diakses pada tanggal 11 Mei 2014.
Kemenkes RI Direktorat Bina Gizi. 2011.
Makanan Sehat Untuk Lansia. Jakarta
Rosmalina,
Yuniar. 2011. Perbandingan Perhitungan Energi Basal dan Energi Expenditure pada
Lansia. Jurnal PGM 34 (1). (Online),
( http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/download/3107/3073),
diakses pada tanggal 10 Mei 2014.
Yuliwinars. 2011. Bab II Tinjauan Pustaka. (Online), (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/130/jtptunimus-gdl-yuliwinars-6490-3-bab2.pdf),
diakses pada tanggal 11 Mei 2014.
No comments:
Post a Comment